Senin, 04 Desember 2017

Menjadi Manusia

Semua seperti mimpi, berjalan dengan sendirinya, aku tidak percaya mengapa mereka bisa sangat cepat, berpikir, pertindak, bahkan berbicara, semua terasa sulit untukku.

Aku seperti memiliki frekuensi yang berbeda. Aku tidak mengenal duniaku, aku kesal kenapa masih ada yang iri jika alasannya karena kebaikan bukankan dia jg dapat menjadi baik. Aku tidak merasa hebat karena aku tidak memiliki apapun. Harapan aku tidak yakin terlalu menyebalkan. Tapi yang sangat aku inginkan hanyalah kebebasan tanpa batas. Bebas di benakku yg terdengar liar tapi sebenarnya tidak, bebas tanpa harus merugikan diri sendiri bebas memilih jam tidur yg kamu inginkan. Bebas dari suara2 hantu tentang aturan hidup mu. Well itu semua sulit. Tidak ada manusia yg ingin dilupakan atau bahkan tak di anggap mereka haus akan perhatian dan pujian, aku pikir itu gila untuk apa aku menginginkannya. Aku benci situasi itu . . .

Seseorang pernah bilang kepada ku, apa yg kamu pikir tidak seperti yg mereka pikir, aku jg mulai bisa memahami jika aku menolong seseorang apakah aku boleh pamrih walau hanya untuk ucapan terima kasih?????? Faktanya setiap orang itu egois mereka akan mementingkan dirinya sendiri ketimbang orang lain. Yah kamu selalu menuntut orang untuk berada di jalan yg sama sepertimu, kenapa kamu tidak mencoba untuk memahami orang lain dan merasakan berada di jalannya. Oke, tidak ada manusia yg seperti malaikat, bunda Theresa tetaplh manusia sekalipun hatinya seperti malaikat. Keadilan yg sempurna hanyalah keadilan Tuhan, Ghandi tetaplah manusia seadil apapun sikapnya. 

Saat orang lain sudah mewujudkan mimpinya, aku masih di titik yg sama dengan segala keraguan yg ada. Dengan zona nyaman yg sama dan kehidupan yg berulang. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar