Kamis, 16 Maret 2023

Drama Hidup untuk Menjadi Dewasa

Back again with me...

    Sat set sat set, ga kerasa (kerasa deng) udah bulan Maret aja padahal kemarin baru tahun baru rasanya. Cieeee udah 29 tahun aja ultah pas 11 Maret kemarin (bukan pengumuman) rasanya ga ada bedanya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya mungkin yang bakal terasa itu persoalan hidup yang makin berasa drama dan tuntutan menjadi orang dewasa lebih terasa, ga bisa mengedepankan emosi.

    Semakin malas berbicara semakin ada saja hal yang membuatmu harus berbicara mau tidak mau. Semakin menghindari masalah rasanya masalah semakin mendekat seperti layaknya kita adalah medan magnet yang menarik masalah semakin erat. Semakin menahan tangisan sayangnya tangisan menjadi semakin merdu isak tangisnya. Butuh alasan untuk tertawa, bukan karena hal lucu sepele yang bisa membuat bibir tersenyum simpul lagi, tawa itu kalah dengan banyaknya hal yang harus dipikirkan. Meskipun tersenyum hanya menggerakkan 13 otot dibandingkan dengan cemberut yang menggerakkan 72 otot, tetapi kita selalu memilih untuk cemberut, itulah mungkin sebabnya kita selalu lelah karena memerlukan banyak otot yang bekerja.

    Hidup selayaknya waktu akan terus berjalan, apapun yang kita kerjakan, kita tertawakan, kita tangisi, kita tunggu, kita rindukan tak akan banyak yang berubah dengan signifikan. Semuanya butuh proses butuh jalan cerita, butuh waktu, butuh mekanisme. Beberapa hal yang semakin aku sadari dunia tidak hanya berputar untuk diriku, harus mulai menerima bahwa aku bukan tuan putri yang ada dicerita ayahku. Cerita manispun bisa berubah menjadi cerita sadis, aku hanya ingin reliastis tapi mungkin orang memandangnya bengis. Semua yang ditakuti suatu waktu pasti terjadi. That's why itulah hidup.

    Lelah... Sebanyak apapun waktu yang dihabiskan untuk beristirahat rasanya belum pulih, sebanyak apapun hiburan tapi hati masih belum terhibur, aku merasa sangat sering menarik nafas dalam-dalam dan bernafas panjang dan sekelibat terpikir mungkin inilah hidup menjadi dewasa aku semakin sehat hanya dengan sering menarik nafas panjang (asumsi sendiri bukan fakta ilmiah). Aku tidak membandingkan hidupku dan pencapaianku dengan orang lain jika seperti itu betapa gilanya aku dibuatnya. Hanya menjalani hidupku menerima semuanya, dan kebahagiaanku adalah tanggung jawab diriku sendiri. 

   Hahaha... Gimana? gimana? kesannya seberat itukah menjadi dewasa? kesannya kok beraaaaat gitu yah, pasti sih itumh berat badanpun akan bertambah seiring berjalannya waktu karena metabolisme tubuh kita tidak maksimal lagi mungkin (tolong jangan judge wahai ahli di bidang kesehatan). Intinya aku ingin berterima kasih karena situasi sulit itu selalu ada hikmahnya, dan aku juga jadi belajar, aneh emang pas sekolah atau kuliah pengen cepet-cepet lulus karena ga ada ujian lagi dingdong anda salah, setelah lulus, ujian hidup itu nyata adanya welcome to life baby! 

    Dari banyaknya pertanyaanku dihidup ini beberapa sudah menemukan jawabannya dan itulah mungkin keuntungan menjadi dewasa karena tidak akan terpikir pada saat masih remaja. Aku hanya ingin menjalani hariku dengan berjalan seperti biasanya terlepas ada beberapa hal yang dirasa mengganggu tapi kembali lagi itulah hidup aku hanya perlu menerimanya. Aku ingin meminta maaf dengan tulus karena diriku di masa lalu yang belum bisa mengerti dan menerima, akupun memaafkan atas apa yang orang lain perbuat terhadapku sehingga tersita bahkan habis waktuku memikirkan kesalahannya. Akan sesalu ada orang yang menyebalkan bahkan membuat kesal dan marah tapi aku harus sadar bahwa sama halnya aku juga begitu bagi orang lain. Tidak ada alasan untuk membenci orang karena aku jg bisa dibenci tanpa alasan, aku anggap semua itu bagian dari hidup. Apa ini kedewasaan??? entahlah...

     Damai... dengan hidup, pasangan, masa lalu, keyakinan, lingkungan, dan diri sendiri. Meskipun aku bukan simbol dari perdamaian dan bukan super hero yang menolong banyak orang yang kesulitan setidaknya aku sangat tidak ingin menyulitkan orang lain, bahkan mata pelajaran yang aku ajarkan itu jujur sangat sulit, tapi aku selalu tidak ingin menjadikannya sulit, karena disetiap kesulitan pasti ada kemudahan (asyik... ayat ini yang membuatku bertahan bahkan kuliah sudah 10 semester hhaha curcol).

    Entah sampai kapan masih hidup, entah apa yang akan terjadi kedepannya, dalam hidup tidak ingin ada penyesalan, kita harus mempersiapkan amal untuk setelah hidup karena kita tidak tau apa yang akan terjadi. Tidak perlu melawan tidak perlu sembunyi, hidup bukan pelarian, aku harus selalu berusaha memperbaiki seperti lirik lagu Coldplay. Jika masih diberi waktu harapanku adalah ingin hidup sampai tua dan menjadi seperti mbahku seorang nenek yang senyumnya tulus dan selalu bersabar, Seperti biasa terima kasih sudah baca see you next!

Senin, 07 November 2022

Belum Selesai

 Setelah sekian purnama aku tergerak lagi untuk menulis...

Dahlah baca aja yuk curhatan bukan mamah Dedeh ini jangan berharap solusi karena bukan mamah Dedeh dibilangin! (Lho kok ngegas??? maapin)

Saat masih bocil pernahkan liat orang dewasa menjalani hidupnya dengan sangat amat menyenangkan (kelihatannya) sampai-sampai terlintas ''duh kapan yah aku juga gitu?'' bisa punya uang banyak, bisa nyuruh dan klo yang disuruh ga mau bisa berlindung dengan perkataan ''eh klo disuruh tuh harus mau yah sama orang gede, nanti dapet pahala dari Allah'' eh sekalinya kita minta tolong dibilangnya ''ga boleh yah nyuruh-nyuruh sama orang yg lebih gedemh pamali!'' mereka bisa berbicara apapun dan pasti didengarkan, beda klo bocil sudah berkata dibilangnya ''nak kecil tau apa sih?'' (pengalaman pribadi)

Klo waktu bisa diputer lagi, aku dengan sangat meyakinkan diri untuk bilang ngapain sih mikir gitu?? buat ingin jadi orang dewasa???? halooooooo sadar bocil!!! udah jadi bocil aja mending, perkara disuruhmh gpp selama bukan disuruh buat mindahin gunung Merapi ke kutub Utara ini kan. Jujur salah satu hal yang aku sesali adalah pas waktu masih bocil aku sering dibilang seperti orang dewasa karena cara bicara yang tidak menggambarkan anak-anak yang lucu dan imut tapi lebih ke anak yang selalu merasa bukan anak-anak (ngertikan maksudnya?? lebih ke tengsin kali yah jadi bocah padahalmh gpp jadi bocah aja klo bisa pada saat itu)

Impacknya apa??? sekarang setelah melewati jauh dari masa perbocilan itu aku merasa belum siap jadi dewasa (asyik kaya lagu yah? Stop gausah nyanyi) tapi lebih ke inner child mungkin yah atau apalah aku ga tau dan tidak bisa mendiagnosis diri sendiri karena aku bukan psikolog. Aku tidak akan curhat permasalahan hidupku karena setiap orang itu pasti punya masalah dan ketika orang bercerita tentang drama hidupnya ada beberapa hal yang mungkin, yaitu butuh solusi, simpati, dukungan, atau apresiasi sekalipun validasi ntahlah...

Sat set sat set hidup cepet banget yah padahal waktunya sama aja satuan, detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun tidak ada yang berbeda dan tidak berubah tidak akan dikorupsi karena ini berjalan dengan alamiah dan dari Tuhan bukan hasil modifikasi manusia jadi pasti akurat. Yang berubah itu apa yang kita lewati saat menjalani waktu tersebut? apakah hal yang bermanfaat? atau sebaliknya, kita membuang waktu dengan percuma? (mulai rada sadar) dan lagi yang pasti berubah itu usia kita, tentu saja menjadi bertambah dan faktanya jatah waktu hidup di dunia menjadi berkurang gambarannya seperti grafik linier.

Dari semua fase kehidupan ini orang terdahulu memberikan solusi agar hidup kita punya rute yang seperti timeline dalam kehidupan. Saat awal kita dilahirkan kita hadir ke dunia dengan sambutan hangat dan jutaan do'a yang terucap dan tentu saja jangan dilupakan dengan jutaan harapan dan ekspektasi yang diberikan (sedikit kejam namun itu faktanya). Bayi-bayi yang menggemaskan selalu dibanding-bandingkan dengan bayi yang lain perkembangan dan pertumbuhannya dan menjadi kekhawatiran bagi orang tuanya bahkan pada saat dalam kandunganpun kekhawatiran itu selalu hadir. (apa yang harus kita ekpektasikan dari bayi?? harus udah bisa ngetik 10 jari dan hafal silsilah keluarga 7 turunan gitu?) mungkin tidak semuanya sama tapi garis besarnya mungkin seperti itu, dan sekarang aku berada diusia menjelang 30 tahun yang katanya sedang menghadapi quarter life crisis (klo ga tau bisa googling aja hp nya canggih kok) merasakan keraguan pada timeline hidup yang sebenarnya aku gpp sih tapi kenapa-kenapa juga (bingung ga tuh??) Siapa sih yang bilang nikah diatas 30 tahun itu telat? setelah nikah harus langsung punya anak? usia 30 punya rumah dengan kerjaan yang menjamin? belum bisa sempurna ibadah klo belum nikah? belum disebut ibu klo belum bisa punya anak? melahirkan harus normal? susunya harus ASI ga sufor? anaknya nambah lagi? anaknya masuk sekolah bagus? suaminya ga selingkuh? harus jadi istri yang setia nurut suami? rela di KDRT yang penting nurut suami (mata dicongkel aman yh bund?? oh aman yh nanti mati jg jadi syahid) ga punya hutang? bayar PBJS? bayar pajak? punya asuransi? berlangganan Netflix? whatttt whatttttt whaaaaaaaaatt????? (lama-lama mulai alig)

Itu semua hanya tipuan kehidupan, kita harus sadar timelinenya kan beda-beda. Jadi pada saat ada yang berbedapun sebaiknya kita bisa mengerti tanpa harus menghakimi, seseorang terlihat seperti tidak ingin menikah mungkin karena dia 100% menghindari perceraian karena setelah menikah kemungkinan perceraian bisa terjadi 50% (yaiyalah gimana mau cerai nikah jg ngga). Biarpun bercerai tidak harus jadi bahan gosip sekalinya tidak dianjurkan di agama tapi jika itu sudah dirasa solusi yang paling baik kenapa tidak? karena hidup ini pilihan. Pasangan yang telah menikah dan belum punya anak itu bukan hal yang aneh jangan cepat menilai bahwa usaha dan do'anya kurang karena kita tidak pernah tau usaha apa yang sudah dilakukan. Belum punya rumah mentereng gpp masih ada rumah mertua, orang tua, atau kontrakan juga masih bisa menjadi tempat berlindung paling aman pada saat cuaca sedang kurang bersahabat, bentuk badan yang kita idam-idamkan tidak akan menjamin suami tidak selingkuh sekelas Behati Prinsloo yang punya badan paras dan kehidupannya dirasa sempurnapun tidak membuat suaminya selalu setia (korban gosip Adam Levine) suamimu menerima dan mencintaimu bund dan itu sangat patut untuk disyukuri meskipun kita adalah kembaran dugong, it's okay suami senang melihat istrinya cantik tapi dia jg akan khawatir jika cantiknya bukan hanya untuknya. Anak kita yang selalu membuat kita serasa ada di wahana roller coaster dan seolah ingin seketika menghilang sekejap karena ulahnya adalah dambaan bagi pasangan yang menginginkan kehadirannya tapi sayang tidak seberuntung bunda yang dengan cepat mendapat kehadirannya. Uang yang mati-matian kita kejar dan selalu menghindar sepertinya menjadi musuh sekaligus bestie adalah sesuatu yang paling tidak kita masih bertekad untuk mencarinya sebagian dari kita mungkin jangankan uang hidup saja sudah tak ada hasrat dan gairah. tentu saja kesehatan kita juga sangat penting dan harus kita sadari, tubuh punya hak yang harus kita penuhi olahraga dan istirahatnya, juga makanan yang lebih baik ketimbang indomie dan seblak level 10. Kehadiran orang yang menyebalkan dihidup kita entah itu bos, rekan kerja, teman, mertua, ortu, sodara, tetangga, orang random adalah pelengkap dihidup kita untuk menguji level kesabaran diri. Segala hal yang membuat kita kesal, uring-uringan, unmood, badmood, sedih, marah, benci, bahagia, itu memang seharusnya ada.

Semua akan mengkerucut pada satu hastag andalan hidupku #ahsudahlah. Dan yang harus kita ingat kita tidak perlu selalu menjadi korban dari permasalahan yang ada dan mencari orang lain yang bertanggung jawab atas kehidupan kita yang kurang dirasa pas. Entah itu sistem, orang, feeling, benda kesayangan, peliharaan kesayangan, semua itu bisa membuat bahagia dan sebaliknya. mau bersyukur atau tidak kita tidak harus memaksakan kepada orang lain karena kita merasakan begitu banyaknya nikmat hidup yang Tuhan berikan. Kita masih bisa bernapas dengan paru-paru yang normal tanpa kita sadari, berkedip dengan jutaan kali dalam sehari tanpa kita pedulikan apa lagi????? apakah benar seandainya waktu bisa diputar kita akan bahagia? apa kita akan membuang waktu yang berharga kita untuk berjuang kembali dan mengulang luka yang sudah dilalui juga waktu berbahagia (jadi ga seru lagi ath yh) seandainya waktu diputar? Inilah hidup...

Jika pernah kita merasa pelajaran yang telah lalu di kelas sebelumnya menjadi lebih mudah karena kita menemukan permasalahan yang lebih sulit sekarang, mungkin hidup seperti itu. apa benar akan bahagia setelah lulus sekolah? apa benar bahagia setelah bekerja? apa benar bahagia setelah menikah? apa benar bahagia setelah memiliki anak? kita balik pertanyaannya yh, apa benar bahagia setelah hidup? (eh setelah hidup kan bukannya mati???) entahlah...

Selagi bisa, selagi masih ada waktu, dan selagi hidup aku akan menjalaninya, tidak ada pilihan lain hanya perlu menjalaninya, menolakpun waktu tetap berjalan sampai habis, tetapi menjalaninya itu memang tidak mudah dan itu tidak apa-apa, semua orang merasakan kekhawatiran, rasa takut, rasa sedih, dan bahagia, bersyukur bukan psikopat yang tanpa perasaan apapun. Dunia memang membingungkan. Tapi aku hanya perlu menjalaninya...

Terima kasih udah baca (komen yh hhehe)

Sabtu, 10 September 2022

THE FLATFORM

Tahun 2019 lalu aku pernah menonton film di Netflix yang menceritakan tentang perjuangan seorang laki-laki yang bertahan hidup di penjara. Film ini adalah film yang berasal dari negara Spanyol berbeda dengan film garapan US film ini tidak kalah menarik untuk kita tonton dikala butuh hiburan dengan tema cerita yang sedikit nyeleneh dari kebanyakan film happy ending yang lainnya. Jujur untuk filmnya sendiri ini bukanlah film yang sangat menyenangkan tapi kita penonton disuguhkan dengan kejadian yang benar-benar mencengangkan. Bukan film ringan bahkan cenderung berat dan kita akan dibuat untuk banyak berpikir, tontonan ini hanya untuk dewasa bukan untuk semua usia. Netflix melabeli film The Platform untuk usia 18+ karena mungkin kengerian yang kurang baik jika ditonton anak-anak. 

Tiga tahun yang lalu pengalaman menikmati film The Platform tidak terlupakan, bahkan jika ada yang menyinggung tentang film ini, aku menganggap masih sangat menarik. Dengan tema yang tidak biasa tapi dapat menghadirkan semua perasaan menjadi satu, seperti senang, sedih, jiji, ngeri, marah, kesal, sakit, terharu, dan berharap, semua hadir secara bergantian.

Dari The Platform aku banyak belajar tentang kehidupan, tidak harus sama seperti yang dirasakan oleh aktornya, tapi sistem yang ada pada film sangat relevan dengan kehidupan yang saat ini kita jalani. Orang yang kedudukannya berada di atas cenderung enggan untuk melihat ke bawah atau mereka akan tetap serakah dan menikmati apa yang ada padanya, begitupun orang yang kedudukannya di bawah mereka terus berharap untuk secepatnya bisa berada di atas dan ingin menikmati semua yang bisa dinikmati. Sesempurna apapun sistemnya tapi pada saat dilapangan semua itu akan sia-sia. Orang yang berada di atas akan tetap tidak menghiraukan orang yang berada di bawah. 

Jika film The Platform menggambarkan kehidupan dengan kedudukan atas dan bawah, mungkin penyanyi Roma Irama terlebih dahulu mengatakan dalam lirik lagunya yang berbunyi "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin" begitulah sesungguhnya kehidupan. Ibarat roda yang berputar kedudukan juga sama halnya menjadi sama, kadang di atas dan kadang di bawah. Jujur karena diri ini hanya seorang pegawai yang berharap gaji setiap bulan untuk menyambung hidup, sehari rasanya menjadi kaya dan sisanya menjadi orang yang biasa saja bahkan cenderung menjadi orang yang butuh bantuan jika dirasa saldo rekening sudah limit.

Tidak apa-apa namanya juga hidup, aku selalu bergumam karena aku tidak dilahirkan dengan sendok emas atau seberuntung Raffatar yang serba berkecukupan, bukan salah orang tuaku, juga bukan salah diriku, yang menjadi tugasku adalah agar aku menjalani hidup dengan rasa syukur dan tanggung jawab terhadap diriku sendiri atau hidupku ini. Tidak perlu menjadi Sisca Kohl karena itu tidak mungkin, aku masih belajar menerima dan menjadi diriku sendiri.

Terima kasih untuk sineas yang menghadirkan film The Flatform sungguh sangat berkesan dan penuh dengan pesan, dan isu sosial, dari film ini aku jadi mengerti untuk menjalani hidup. Hiduplah dengan kemampuan yang ada dan tetap slaaaaaaaaayyyy (apa sih? maaf maaf)

Intinya coba tonton aja filmnya, mungkin tidak untuk semua orang karena selera orang itu berbeda. Seperti bisanya terima kasih untuk pembaca yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca tulisanku yang random ini. 

Jumat, 25 Juni 2021

MENIKAH

Assalamu'alaykum Warrahmatullahi Wabarakatuh...

Setelah lama menghilang akhirnya muncul lagi (padahal ga ada yang nungguin jg sih) oke baiklah entah apa yang terjadi pada diri ini sehingga tergerak untuk menulis kembali di blog tercinta yang hampir terlupakan keberadaannya. Hey aku masih ada masih mau nulis kok tenang, dengan status barunya tentu saja (SOMBONG ANDA!!!!) 

Terakhir aku nulis itukan awal 2020, eh yang biasanya nulis berkala tapi karena drama-drama kehidupan terus menerus ga ada liburnya, jadi ga ada tulisan gaje aku hingga waktu sekarang ini baru deh nulis lagi. Sebenernya banyak banget yang terjadi di tahun kemarin, cuma ga tau kenapa males aja bawaannya. Maka dari itu (ceilah) aku mau rangkum aja semuanya semoga ngga males kaya aku yh bacanya hhehehe

Oh iya, makasih yh udah mau baca (udahlah cepetan) basa-basinya udah tadi. Tahun 2020 itu tahun yang menjadi mimpi buruk bagi semua orang (mungkin) yang tadinya hidup itu normal-normal aja eh pas tahun 2020 semua berubah dengan tidak pernah di sangka-sangka. Pandemi melanda Negeriku dan hingga saat inipun masih belum berakhir. Aku ga usah ceritain lengkapnya seperti apa karena di media manapun berita ini tidak ada hentinya, jika yang membaca berasal dari masa depan kamu bisa mencarinya di internet apa yang terjadi di tahun 2020, jika tulisanku adalah masa lalu dan pandemi sudah mereda aku, kami, kita sekarang dipertengahan 2021 masih berjuang bertahan dan berharap semua kembali seperti semula. 

Fokus!!! baca judulnya! Oke benar aku menikah di tahun 2020 tepatnya tanggal 7 Juni 2020 disaat pandemi sedang menjadi hal yang paling ditakuti. Back to before bulan Maret aku masih ingat pertama kali pemerintah memberitakan bahwa Indonesia terkena dampak Covid-19 dengan serius dan harus segera diatasi, salah satu upayanya adalah membatasi segala interaksi di ruang publik, sekolah tempatku bekerja diberhentikan untuk kegiatan secara langsung segalanya menjadi online, PSBB mulai diterapkan dan ada aturan untuk tidak melakukan kegiatan yang bisa mengundang banyak orang, dan jika melanggar akan kena sangsi (denger-denger sih gitu) contonya pesta apapun itu atau acara pernikahan sebaiknya mengikuti prokes (paling takut sampe dibubarinlah, OH NO!!!). Tetapi 2 bulan berikutnya yaitu awal bulan Juni Siti Azizah Sutisna anak perempuan satu-satunya ibu Eja menikah (BOOM). 

Tentang pernikahan aku tak pernah membayangkan sebelumnya apalagi harus menikah disaat pandemi (lebay!! orang jg banyak keleuss) tapi aku termasuk orang yg menikahnya pas awal-awal gitu lho ngga seperti sekarang yg orang itu sudah terbiasa dengan situasinya. Terus kenapa??? Bukan tentang acara pernikahan tapi kedepannyapun aku sudah pikirkan, aku merasa diusiaku yang ke 26 pada saat itu sudah waktunya aku menikah bukan karena umur jg tapi secara naluri aku sudah merasakan aku membutuhkan seseorang yang ku sebut sebagai imam untuk hidupku. Allah telah menjawab do'aku dengan mendatangkan seorang laki-laki yang aku rasa bisa menghabiskan sisa umurku untuk terus bersamanya. Laki-laki yang berani dari keluarga baik-baik dan sinyalku berbunyi dengan nyaring saat dia ada seperti memberi tahu dialah orangnya, rasanya berimbang dia mencintaiku dan sama halnya akupun mencintainya tidak ada yang lebih dari keduanya siapa yang paling mencintai karena kita sama, Azizah untuk Ingga dan Ingga untuk Azizah (aaaah so sweet)

Seperti halnya seorang ibu ingin memberikan yang terbaik untuk momen sekali seumur hidup pada anaknya, namun itu semua harus luntur seiring situasi yang tidak memungkinkan. Tapi kegigihan tidaklah pudar semangat terus terpacu untuk mewujudkan hari berbahagia anak tercinta. Karena izin tak kunjung ada seakan kebingungan semakin melanda mamah dengan berani sampai mempertaruhkan pekerjaanya kata-kata yang keluar dari mulutnya "harus dipecatpun ngga apa-apa daripada teteh ngga jadi nikah" drama sih tapi aslian emang kenyataannya begitu (my Wonderwoman dan aku adalah Hulkwati anaknya).

Persiapan sudah sangat maksimal, semua kegiatan sebisa mungkin dilakukan di dalam rumah karena jika di luar rumah seperti biasanya ditakutkan akan terlihat banyak orang dan ada kemungkinan dibubarkan. Undangan secara online tidak ada undangan yang dibagikan ke rumah-rumah seperti biasa, lucunya desainnyapun aku yang bikin dan di kirim by phone saja, makeup aku percayakan ke neng Citra mua juga tetangga dan adik kelasku sudah sangat akrab, fotografer a Yusup yang aku kenal saat acara temanku menikah, baju akad aku menjahit ke teteh langganan dan kainnya sudah aku beli dengan mamah saat membeli persiapan yang lain, dekor tadinya ada yang aku ingin tapi kata mamah dekor teteh istrinya teman bapak saja itu jg bagus dan beneran bagus alhamdulillah, semua berjalan dengan baik dan lancar meskipun tidak 100% pasti saja ada hal-hal yang dilewatkan. 

Di sudut pandang mamahku, semua bercampur sedih, haru, bahagia, menjadi satu. Mamah selalu ingin yang terbaik untuk anaknya meskipun aku melihat belum tentu itu yang aku butuhkan. Disamping rumah mamah tempatku tinggal ada rumah masa kecilku sebelum aku pindah ke sana biasanya rumah ini dikontakan tapi sebelum aku menikah rumah dibiarkan kosong. Banyak yang bertanya untuk mengontrak tapi mamah selalu bilang sebentar lagi anaknya mau pindah kesitu. Sebulan sebelum menikah di bulan puasa mamah merenovasi rumah agar pas menikah nanti sudah nyaman untuk ditinggali. 

Sebagai seorang anak perempuan yang katanya punya pernikahan impian aku tidak pernah tau pernikahanku akan seperti apa jadinya, apalagi campur tangan orang tua sangat dominan kita yang akan menikahpun kadang mengalah. Tapi aku ingat pernah bilang ke mamah dan adikku klo acara nanti aku tidak mau terlalu berisik, ingin biasa saja dan alhamdulillah dikabulkan dengan keadaan saat pandemi. 

Perkara Wali nikahku, bapaku nun jauh di sana dibelahan dunia jang sangat jauh dari jangkauan, kepulangannyapun sangat tidak mungkin mengingat pandemi yang tidak bisa selancar biasanya. Tak mengapa bapa tidak hadir tapi aku tau do'a bapa selalu ada untukku dan bisa melihat lewat videocall. Beruntungnya aku punya adik laki-laki yang bisa menggantikan peran bapa pada saat itu. Aku bersyukur dan harus sadar bahwa tidak banyak porsi sedihnya karena harus kalah dengan lebih banyak kebahagiaan. Banyaknya keluarga yang mebantu membuatku sangat bahagia dan berterimakasih karenanya.

(Alhamdulillah Syah, cie cieeeee ekhmm)

Kenapa baru sekarang bercerita?? gpp aku hanya ingin saja tidak terburu-buru karena aku rasa awal pernikahan itu terlalu manis, setahun bersama sudah mulai ada warnanya, rasa-rasanyapun sudah mulai beragam tidak hanya manis saja. Pernikahan bukanlah hahahihi halal nikmat di dunia dan akhirat, kata siapa godaan sebelum menikah itu berat setelah menikahpun sama halnya selalu ada permasalahan, tapi seberapa kuatkah kita dengan komitmennya. Jika sebelum menikah kita disibukan dengan pertanyaan kapan menikah? segera setelah menikahpun kita akan disinggung dengan pertanyaan kapan punya anak? tidak mengapa itu hal yang sangat biasa dalam kehidupan akan terus ada sampai kapanpun step by step. Dari pernikahan aku banyak belajar dan akan lebih banyak lagi yang akan kupelajari kedepannya, intinya aku sudah sangat bersyukur dengan kondisiku sekarang ini. Ada jutaan kemungkinan bahkan milyaran yang bisa terjadi kepadaku keadaannya lebih buruk dengan keadaan sekarang apalagi yang harus aku lakukan jika bukan bersyukur.

(07062020)

Semua seakan seperti mimpi sekaligus kenyataan. Pesanku untuk yang belum menikah semua punya waktu terbaiknya tenang saja akan ada waktu terbaikmu untuk menikah, tidak usah terburu-buru tanyakan kembali apa yang mendasari untuk menikah, tujuannya akan seperti apa, ibadah bukan hanya menikah, tapi jika menikah untuk ibadah itu sangat baik, menghalalkan hubungan dengan orang yang kita cintai tentu saja baik tapi akan lebih baik jika tau kedepannya jangan hanya terburu nafsyu semata, cinta itu akan ada jika terus dijaga dan dirawat pilih orang yang tepat yang bisa bekerja sama menjaga cinta kalian. Kesiapan lahir batin. Jangan berharap lebih, bukan hanya kamu yang ingin diistimewakan tetapi pasanganmu jg. Redam egomu, jadikan sabar untuk solusi dari masalahmu. Semoga pernikahan kita menjadi pernikahan yang di Ridhoi oleh Allah S. W. T Aamiin...

(💕)

Dulu orang pakai masker itu aneh sekarang yang tidak memakai masker yang aneh, okeeee guys selalu jaga kesehatan patuhi prokes, semoga bumi kita pulih kembali. Random banget kan tulisannya yaudahlah yah namanya jg amatiran bukan pro. Makasih udah mau baca sampai sini. Sambung lagi nanti yah (kapan-kapan semaunya). Semoga sehat selalu semuanya....

(kita sekarang, setelah setahun yang lalu menikah)

Wassalamu'alaykum Warrahmatullahi Wabarakatuh...


Rabu, 08 Januari 2020

Awal 2020

Assalamu'alaykum...
Udah lama bangeeeeeeet kan yah ngga nulis hhehehe
Perasaan barumah kemarin nulis tentang penghujung di 2018 eh sekarang udah 2020 aja. 2019 ngebut banget emang. Gak tau karena apa rasanya kok bisa cepet banget? apa gara-gara akunya tahun sebelumnya lagi (2018) itu rada drama apa emang betah aja gitu hidup di dunia fana ini? (Astaghfirulloh)

By the way...
Ada angin apa kok tiba-tiba nulis??? iya nih udah di tagihin terus sama penggemar yang sebenernya cuma satu orang doang sih, yah syukur-syukur ada yang baca udah share di sana sini juga palingan yang baca orang yang gabut doang atau emang baik hati aja mau baca (makasih yah) palingan itu-itu lagi kok, yah ngapain juga kan yah baca curhatan aku yang ngalor ngidul gak berfaedah ini hhahaha

But harus diketahui ada satu orang yang setia, for my beloved anak buah tersetia sepanjang masa, satu-satunya kariawan yang di kasih imbalan hanya dengan masak seblak atau tteokbokki (apan sih?? itu seblak ala-ala Korea), asisten pribadiku, iya betul sekali Alien Juniorku, maafin aku bos yang malesnya juara umum. Aku persembahkan tulisan ini untukmu...

Udah ah ini intonya kepanjangan, maafin... Kembali ke Laptop (kamu bukan Tukul cuy!! Oh, iya yh). Jadi gini (asyiiik udah kek penjelasan komen Tahi Lalat aja nih) kenapa sih aku kasih title awal 2020?? yah kan emang bener sekarang tepatnya Pukul 23.24 WIB tanggal 07/01/2019 termasuk awal dari tahun 2020, setiap awal tahun baru semua orang (aku ga tau sih) kemungkinan mereka memiliki resolusi yang ngga tau tuh parameter keberhasilannya itu apa, kan setiap orang beda. Aku kasih contoh nih, ada yang di listnya itu Nikah (itumah aku yah), nabung biar bisa buat liburan, nurunin BB, dapet kerja, lulus kuliah, lebih berprestasi lagi mungkin, dan banyak lagi. Klo aku punya ngga? yah pasti dong tapi ini rahasia takutnya ngga tercapai kan malu jadinya.

Dengan adanya harapan-harapan tadi itu, ada dua sisi yang pastinya akan ada. Yaitu sisi positif dan sisi negatif, ini sih baru pendapat aku yah, jangan percaya aku kadang suka ngga nepatin janji itu jg karena situasinya (alah alasan!!!), tapi aku selalu jujur kok beneran (mana ada orang jujur ngaku??), soalnya aku tipe orang yg ngga mau ribet jadi yah gitu buat ngehindarin masalah yaudah sesuai kenyataan dong, jujur kan yh?? (masalah tuh dihadepin, bukan dihindarin! iya, aku berusaha kok).

Oke, sisi positif yang kita dapetin dari harapan kita adalah kita punya tujuan yang harus kita capai atau sama artinya goals yang harus kita peroleh, apaaaaaapun itu, yah itu tadi hidup kita jadi ngga terlalu flat banget hidupnya pasti akan ada usaha dong? yah jelas lah. yang satunya lagi adalah sisi negatif pada saat kita punya harapan yang kita yakini bisa kita dapetin tapi pada kenyataannya untuk mendapatkan itu perjalanannya tidak semulus kulit Taeyang BigBang (aku yakin sih dia gitu, sebenernya masih kalah mulus dari istrinya sih, tapi aku belum mau meyakini itu, aku padamu bang) iya apalagi banyak kendala yang ditemui, udaaaaah ambyaaaarrr udah, kecewa, sedih, ngeluh, update status (kerjaannya siapa tuh??) soalnya akupun begitu sodara.

Terus kita harus gimana dong??? klo kata tag line Mamah Dedeh "Insya allah ada solusinya", iya ituuuu!! percaya sama Allah, segala sesuatu ada campur tangan Allah, kita hanya perlu menerima dan berusaha sertai do'a, kok aku jadi??? yah gitu deh pokoknyamh. Terus ada nih tips dari aku, cam kan anak muda!! (gimana klo yang bacanya lebih tua? maafin senior, aku cuma ngasih saran) dari aku segala harapan kita sangat benar untuk kita berusaha mencapainya dengan cara yang baik lho yah, tapi jika memang kita sudah dirasa maksimal dan hasil tidak sesuai (jangan nangis) pls don't be drama, legowo wae toh ndo ndo, yowis tenang wae lah mase, daripada stress. Makanya aku selalu menurunkan tingkat ekspektasiku, manfaatnya sekalipun ngga tercapai aku ngga akan terlalu kecewa. Bukan pesimis bukan ngga percaya diri tapi kita harus realistis pake logikanya pakeeeee (tuh kan jadi ngegas), nih aku kasih contoh biar anda mengerti misalnya ekspektasi aku nikah tahun ini, tapi karena satu banyak hal ternyata itu tidak tercapai (semoga ngga ih, inimh contoh yh) yaudah aku yakin mungkin itu yang terbaik. 

Jangan ngerasa hidup kita lebih menderita dari orang lain hanya gara-gara hal sepele, merasa masalah kita lebih berat kuadrat kuadrat dari orang lain, Hidupmh enjoy aja kata bapak aku jg padahal situasinya ngga memungkinkan yah. yasudah jalani saja (ngomong tuh gampang). Yah mau bagaimana? mau protes? masih mau menyalahkan orang lain sama hal yang besringgungan dengan masalah yang terjadi sama diri kita? selalu menjadi korban? mencari perhatian? buat apa????? bersyukur saja, maka kamu akan bahagia, mencari kebahagiaan dari orang lain itu salah, ciptakan kebahagiaan kita sendiri. 

Denger-denger Iran dan Trump sedang berseteru katanyanya (ini sengaja bukan typo) WW3 dimulai tahun ini? masih mau galau gara-gara gebetan ngga ngerespon? silakan itu hak anda. yang ingin saya kasih tau lagi-lagi semakin kesini (tua) akan semakin kalem (yang kalemmh, yang riwehmh angger weh) akan semakin banyak masalah, yang tidak ada hubungannyapun jadi di hubung-hubung. Belum pernahkan di introgasi sama 4 orang anggota TNI dan 2 perangkat Desa, aku ge ceurik aslina. Namanya juga hidup yah mau gimana lagi...

Rame guys alam dunya teh (naha jadi??). Jika kamu selalu menganggap harimu menyebalkan dan selalu menghadapi hari yang berat mungkin kamu harus bertanya pada hatimu, masihkah ingin berusaha untuk membuat keadaan sebaliknya? menjadi menyenangkan, berikan kesempatan agar senyuman manis tersimpul dibibir indahmu. Aku bukan motivator, bukan jg ustadzah ngga bisa ngasih nasihat-nasihat, aku hanya melakukan hobiku menulis. Maaf jika waktu yang berharga terbuang percuma hanya dengan membaca tulisan ini.

Terakhir penutupnya ini, kita adalah pemeran utama dalam kehidupan kita, jika kita tidak bisa menjadi peran penting dihidup orang lain, jangan biarkan dihidup kita sendiri kita bukan siapa-siapa. Jangan jadikan orang lain menguasai hidupmu. kamu peran utamanya, ingat itu. Diri kita sangat berharga jika bukan kita yang peduli dan sayang dengan diri sendiri jangan berharap untuk dipedulikan dan disayangi. Bukan mengajarkan egois lho yah, tapi kita harus selesai dengan diri sendiri. Egomu, ambisimu, masa lalumu, hanya kamu yang tau. semoga kita bisa berdamai dengan diri sendiri dan dapat pula berdamai dengan orang lain. Close case...

Masih ada 358 yang tersisa untuk tahun 2020 selamat berjuang...
(udin ah bisi kasiangan enjing sakola guys mangaaaaattt) sareng hatur nuhun tos baca :)



Jumat, 12 April 2019

Bahagia

I'm back...
Setelah berapa lama ngga nulis di blog hhehehe (PD banget yang baca juga jarang) baru punya waktu lagi buat nyempetin nulis. By the way aku udah 25 lho bulan Maret kemarin (ga nanya!!!) yeeeeee 1/4 abad yah hidup di dunia ini ngga kerasa deh. Usia dimana orang-orang berfikir klo usia segitu harus banyak pencapaian dalam hidup entah itu masalah jodoh, kerjaan, atau prestasi.

Sebenernya aku cuma mau sharing tentang apa yang sering terjadi di hidup kita, pernah ngga sih kefikiran gitu tentang apa sebenarnya yang sedang kita jalani??? Iya tau hidup kita yang begini-begini saja (itumh hidup aku kali yh), yang masih terlena dengan zona nyamannya yang padahal sebenernya riskan banget. Mengetahui hal yang sebenarnya baik tapi mengulangi hal yang salah, yailah namanya jg proses cuy hidup ngga ada yang sempurna...

Entah aku saja yang merasakan atau banyak orang di luar sana juga sama merasakan klo sebenernya yang kita takuti adalah persepsi orang lain terhadap diri kita, kita terlalu takut di anggap keluar jalur dan salah di mata orang-orang, terlalu takut di bilang gagal, dan kita terlalu memaksakan untuk terlihat baik-baik saja padahal sebenarnya kita tidak sedang dalam keadaan baik. Kita terlalu haus akan perhatian dan pengakuan dari orang lain bahwa sebenernya kita itu berhak untuk diistimewakan (ngomong apa sih ai???) eh dengerin dulu!! baca dulu deng!!. Sering kali kita membiarkan asumsi diri kita sendiri bergerak dengan liar mengakibatkan ruang gerak di kehidupan kita terbatas, kita selalu saja merasa sebagai korban yang berhak menuntut orang lain sebagai si empunya kesalahan. Membenarkan tindakan diri kita sendiri sebagai pembelaan dan apapun hal yang terjadi kurang baik dalam hidup kita, adalah bukan kesalahan kita melainkan tanggung jawab orang lain.

It's Over...
Ngga gituuuuuuu, setiap orang punya masalah yang kita ngga tau, setiap orang punya motivasi dalam hidupnya, apa yang sedang mereka cari apa yang sedang mereka kejar apa yang sedang mereka bela, tidak ada seorangpun yang ingin di salahkan, jika motivasinya mencari dunia dan terlalu mencintai hidupnya itu hak dia, jika kita perpendapat akhirat lebih penting apakah hidup kita sudah mencerminkan perilaku yang sesuai??? ayolah... Tidak usah menghukum atau mengutuk hidupmu dan orang lain. 

Pas kuliah ada salah satu Dosen Fisika Modern yang bilang begini "dalam hidup kita mempunyai 2 pilihan sedih dan bahagia, mau memilih yang mana terserah kita, porsi mana yang paling banyak" terima kasih banyak Bapak sekarang aku mengerti 2 pilihan itu mewakili dari banyak ungkapan perasaan yang ada, yah kita bisa mengaturnya jika kita mau, contoh jika kita punya ekspektasi kita selalu berharap untuk bisa mencapainya saat tidak tercapai kita akan kecewa, makin kesini aku ngerasa harus mengurangi ekspektasi tidak terlalu tinggi agar tidak terlalu kecewa nantinya saat tidak tercapai, bukan pesimis tapi berupaya untuk membuat keadaan baik-baik saja. Berlanjut dari bahagia ini Aa Gym pernah bilang "indikator kebahagiaan adalah seberapa banyak rasa syukur kita" jadi dari bersyukur kita akan bahagia, ada korelasi yang sangat besar antara bersyukur dan bahagia ini, seberapa banyak nikmat yang kita miliki kita selalu saja merasa kurang jika tidak bersyukur. Oh iya yang sering kita lakukan adalah bahagia lalu bersyukur padahal dengan bersyukur kebahagiaan akan datang. 

Sekarang sudah saatnya inilah hidup yang sesungguhnya, aku bukan remaja lagi yang mencari jati diri, sekarang sudah dewasa meski kedewasaan bukan dilihat dari faktor usia, tapi dengan bertambah usia menuntut untuk menjadi dewasa, ayo bekerja sama dengan semesta menjadi dewasa yang sebenarnya, saling menghormati saling menjaga dan saling melindungi, kita tidak perlu mencari-cari kesalahan orang lain, kita tidak perlu melihat penderitaan orang lain hanya untuk bersyukur, karena bersyukur sangat mungkin untuk kita lakukan dalam keadaan dan situasi apapun. Mendukung dan mendo'akan adalah hadiah terindah tanpa rasa dendam dan kebencian.

Semangaaaatt semoga kita terus bahagia meski rasanya sulit :)



Kamis, 13 Desember 2018

Keajaiban 2018

Mau cerita random gpp yh...
Sebelumnya makasih banyak buat yang udah mau baca, apresiasi terbesar dari saya untuk seseorang besedia meluangkan waktunya, mebuang energinya, dan mengurangi kuota internetnya untuk membaca tulisan yang belum tentu ada faedahnya...

Jadi, cerita apa dulu nih????
Berhubung ini akhir tahun jadi aku mau nyeritain serba-serbi yang udah aku lewatin di tahun ini. (ampun dah bahasanya wkwkwk). Klo di FB kan ada Kaleidoskop, terus di YouTube ada YouTube Rewind pertahunnya, sama di IG ada Instagram Best Nine jadi momen terkeren yang kamu posting selama satu tahun 9 picture gituuuu biasanya sih yang paling banyak likenya. Oke baiklah versi aku nih nulis di Blog tercinta ini...

2018
A year full of weirdness...
Kenapa???
Cuy aku 24 tahun, dan aku pikir not a child anymore, (kenapa jadi kek anak Jaksel yah??? gpp kebanyakan nonton filmmh gini). Iya bukan anak kecil lagi lah, orang tiap di marahin sama ibu juga di katainnya "Umur segitu pantesnya udah punya anak 2", oke aku ngga akan ngebahas ke arah situ tapi dikitlh palingan, yah emang gitu tiap di katain seperti itulh kira-kira. Yang mau aku ceritain itu apa yang sedang aku rasain "oh, gini yah rasanya usia 24 tuh". Ada rasa khawatir (karena belum nikah, bukaaaaan ih). Terus aku baca umur segini itu lagi menghadapi fase Quarter Crisis of Life, apa itu QCL??? bisa browsing sendirilh di internet paling gambarannya yaitu rasa ke khawatiran apa yang akan terjadi pada hidupnya, normal sih semua orang pasti punya rasa khawatir tapi yah kita ngga tau apa sebenernya yang sedang dia hadapi, mungkin menghadapi dirinya sendiri I don't know...

Back to topic...
Tahun ini adalah tahun yang di awali dengan usaha mati-matian yang pernah aku hadapi sebagai manusia, titik terendah yang pas aku melewatinya bahagianya setengah mati, binggooooo aku bisaaaa cuy, eh alhamdulillah Ya Allah (sujud syukur). Mungkin ini drama sih tapi terkadang drama itu terjadi di dunia nyata. 4 Semester ngontrak Skripsi ngga kunjung selesai, kenapa sih kamu males??? ngga gitu aku jg udah berusaha tapi males juga iya kali yah karena pusing. Pembimbing yang di Instansi pindah tugas ke Kupanglah masa iya aku bimbingan virtual kan butuh Tanda tangan buat loogbook segala macem jadinya ganti pembimbing, belum lagi data yang super duper ribet banget yang perlu di Konversi, masalah Software yang bikin aku bulak-balik ke ITB nemuin orang yang bantuin buat ngeinstalinnya, dan segala macem administrasi yang harus di penuhi. Dan pas mau sidangpun masih ada hal yang aku pikir berat, penguji yang satu ini Prof Dr Ph.D membuatku merasa hidup sangat susah, maafin yah Bapak, tapi makasih banyak pak berkat bapak aku jadi sadar sesadar-sadarnya bahwa aku manusia bodoh yang sangat banyak kurang tau akan hal yang aku sedang pelajaripun, apalagi tentang hal lainnya, udah butiran debu akumh tapi gede seberat 67 Kilogram hhehehe...
Tapi di balik itu semua Allah memberikan pertolongan dan petunjuk, seperti dalam Al-qur'an "Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan". Berkat semuanya, do'a orang tua yang sangat mustazab, do'a semua dan dukungannya aku bisa melewati hal sulit itu. Wisuda setelah sebulan sidang bukan hal yang mustahil karena Universitas sedang Akreditasi Jadwal wisuda di percepat aturannya minimal 3 bulan setelah sidang aku dengan senang hati ikut wisuda sebulan setelah sidang, pertama dalam sejarah karena biasanya tidak bisa dan tahun berikutnyapun aturannya sama seperti biasa. Keberuntungan memang tapi entahlah, satu lagi yang harus aku percaya Allah memberikan segala sesuatunya dengan waktu yang tepat yah timing yang sesuai...
Alhamdulillah...

Selanjutnya, aku mau cerita tentang seseorang yang sangat spesial bagiku, aku bertemu dengannya di usia ini, bahagia sangat bahagia memang, saking bahagianya aku juga bingung kenapa bisa begini, apa otak aku udah ke hack apa gimana??? ngga ngerti deh...
Seseorang yang saat aku melihat senyumannya aku ngga perlu apapun lagi di dunia ini cukup itu saja, aku bisa hidup hanya dengan senyuman darinya (kesel ngga bacanya??? tapi itu faktanya men).
Aku tau obrolannya itu emang ngga penting, tapi anehnya aku seneng banget dengerin suara itu (luar biasa sihir bangetlh ini). Seseorang yang bisa buat aku ingin melakukan apapun agar dia bahagia. Seseorang yang memberitahu bahwa harapan itu sangat indah, mimpi itu sangat nyata dan aku hampir menggengamnya, tapi itu semua musnah bukan bukan dia untukku...
Oh iya pertengahan tahun dengannya aku bahagia, The first dan patah hati yang terakhir semoga yah...

Selanjutnya hal yang terpenting jg di tahun ini adalah pengalaman menjadi seorang Guru di SMA, berkat ajakan sahabat baru yang sebenarnya teman lama, orang tua yang mendukung, jg Wakasek dan Kepsek yang memberikan kesempatan untukku mengabdi sebagai seorang pengajar terima kasih banyak. Sekolah yang jaraknya ngga dekat dari rumah, sekitar 30 Kilometer klo bulak-balik tiap hari bisa masuk angin jadinya harus tinggal dan pulang ke rumah seminggu sekali pas libur, hidup yang baru lagi bersosialisasi lagi, seperti di beri hadiah mendapat teman serumah yang sangat baik dan menginspirasi, sahabat baru yang sangat baik, rekan kerja yang juga baik, anak-anak yang unik dan membuatku belajar untuk setiap harinya...
Ibu bilang "mmh mau teteh belajar, gpp semua ngga harus mudah, segala sesuatu ada prosesnya" seperti hadiah aku sangat bersyukur untuk semuanya...
 
Di umur segini banyak banget hal yang terjadi permasalahan bukan hanya personal saja, aku bahagia teman seumuranku sudah bertemu jodohnya, menjalani kehidupan yang baru, bahagia mendengar kabar baik dari mereka, mereka mendapatkan anugrah terindah dari senyuman mahluk kecil yang akan bertumbuh menjadi manusia seperti kita, aku sudah hafal banyak lagu anak-anak "Jhony Jhony yes papa..." (stop jangan nyanyi) terlalu exited memang. Dan aku juga sama pasti akan seperti itu, seperti teman-temanku bahagia di fase berikutnya, tenang saja ada timingnya...

Tahun yang sangat penuh, ikut test cpns walaupun gagal, ikut seminar, MGMP, kegiatan Pramuka, jadi bridesmaid di nikahan temen, 3 bulan jadi penganguran yang puas tidur sama nonton kerjaannya, setelah wisuda nunggu tahun ajaran baru sebelum masuk sekolah, semua menyenangkan sedihnya ada jg sih...

Kedepannya ngga tau bakal gimana, sekarang aku hanya mau menjalani, belajar lagi belajar terus, kurang-kurangi sipat nyebelinnya, rasa malesnya yang segede Alaihim...
Harus lebih baik lagi, rubah perspektif yang negatif, stereotip orang emang berbeda tapi kita bisa merubahnya untuk jadi lebih baik dengan contoh yang baik tentunya. Banyakin bersyukur tingkatin ibadah, stop berpikir "jadi orang yg ngga kepo ternyata belum tentu ngga di kepoin", mereka tetap kepo i think they care , itu hak mereka. Ayo berdamai dengan diri sendiri semua orang dan semua hal yang ada di luar sana...

Oh iya satu lagi i have a new friend, hay Lobster terima kasih banyak sudah menyapaku, jangan berfikir ini trap aku sangat bahagia bisa mengenalmu...
Terima kasih banyak lukaku sedikit sembuh berkatmu...

Segitu dulu ceritanya, terima kasih banyak sudah mau membaca...
Wassalam...
(Tumben ada salamnya hhehehe)