Kamis, 16 Maret 2023

Drama Hidup untuk Menjadi Dewasa

Back again with me...

    Sat set sat set, ga kerasa (kerasa deng) udah bulan Maret aja padahal kemarin baru tahun baru rasanya. Cieeee udah 29 tahun aja ultah pas 11 Maret kemarin (bukan pengumuman) rasanya ga ada bedanya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya mungkin yang bakal terasa itu persoalan hidup yang makin berasa drama dan tuntutan menjadi orang dewasa lebih terasa, ga bisa mengedepankan emosi.

    Semakin malas berbicara semakin ada saja hal yang membuatmu harus berbicara mau tidak mau. Semakin menghindari masalah rasanya masalah semakin mendekat seperti layaknya kita adalah medan magnet yang menarik masalah semakin erat. Semakin menahan tangisan sayangnya tangisan menjadi semakin merdu isak tangisnya. Butuh alasan untuk tertawa, bukan karena hal lucu sepele yang bisa membuat bibir tersenyum simpul lagi, tawa itu kalah dengan banyaknya hal yang harus dipikirkan. Meskipun tersenyum hanya menggerakkan 13 otot dibandingkan dengan cemberut yang menggerakkan 72 otot, tetapi kita selalu memilih untuk cemberut, itulah mungkin sebabnya kita selalu lelah karena memerlukan banyak otot yang bekerja.

    Hidup selayaknya waktu akan terus berjalan, apapun yang kita kerjakan, kita tertawakan, kita tangisi, kita tunggu, kita rindukan tak akan banyak yang berubah dengan signifikan. Semuanya butuh proses butuh jalan cerita, butuh waktu, butuh mekanisme. Beberapa hal yang semakin aku sadari dunia tidak hanya berputar untuk diriku, harus mulai menerima bahwa aku bukan tuan putri yang ada dicerita ayahku. Cerita manispun bisa berubah menjadi cerita sadis, aku hanya ingin reliastis tapi mungkin orang memandangnya bengis. Semua yang ditakuti suatu waktu pasti terjadi. That's why itulah hidup.

    Lelah... Sebanyak apapun waktu yang dihabiskan untuk beristirahat rasanya belum pulih, sebanyak apapun hiburan tapi hati masih belum terhibur, aku merasa sangat sering menarik nafas dalam-dalam dan bernafas panjang dan sekelibat terpikir mungkin inilah hidup menjadi dewasa aku semakin sehat hanya dengan sering menarik nafas panjang (asumsi sendiri bukan fakta ilmiah). Aku tidak membandingkan hidupku dan pencapaianku dengan orang lain jika seperti itu betapa gilanya aku dibuatnya. Hanya menjalani hidupku menerima semuanya, dan kebahagiaanku adalah tanggung jawab diriku sendiri. 

   Hahaha... Gimana? gimana? kesannya seberat itukah menjadi dewasa? kesannya kok beraaaaat gitu yah, pasti sih itumh berat badanpun akan bertambah seiring berjalannya waktu karena metabolisme tubuh kita tidak maksimal lagi mungkin (tolong jangan judge wahai ahli di bidang kesehatan). Intinya aku ingin berterima kasih karena situasi sulit itu selalu ada hikmahnya, dan aku juga jadi belajar, aneh emang pas sekolah atau kuliah pengen cepet-cepet lulus karena ga ada ujian lagi dingdong anda salah, setelah lulus, ujian hidup itu nyata adanya welcome to life baby! 

    Dari banyaknya pertanyaanku dihidup ini beberapa sudah menemukan jawabannya dan itulah mungkin keuntungan menjadi dewasa karena tidak akan terpikir pada saat masih remaja. Aku hanya ingin menjalani hariku dengan berjalan seperti biasanya terlepas ada beberapa hal yang dirasa mengganggu tapi kembali lagi itulah hidup aku hanya perlu menerimanya. Aku ingin meminta maaf dengan tulus karena diriku di masa lalu yang belum bisa mengerti dan menerima, akupun memaafkan atas apa yang orang lain perbuat terhadapku sehingga tersita bahkan habis waktuku memikirkan kesalahannya. Akan sesalu ada orang yang menyebalkan bahkan membuat kesal dan marah tapi aku harus sadar bahwa sama halnya aku juga begitu bagi orang lain. Tidak ada alasan untuk membenci orang karena aku jg bisa dibenci tanpa alasan, aku anggap semua itu bagian dari hidup. Apa ini kedewasaan??? entahlah...

     Damai... dengan hidup, pasangan, masa lalu, keyakinan, lingkungan, dan diri sendiri. Meskipun aku bukan simbol dari perdamaian dan bukan super hero yang menolong banyak orang yang kesulitan setidaknya aku sangat tidak ingin menyulitkan orang lain, bahkan mata pelajaran yang aku ajarkan itu jujur sangat sulit, tapi aku selalu tidak ingin menjadikannya sulit, karena disetiap kesulitan pasti ada kemudahan (asyik... ayat ini yang membuatku bertahan bahkan kuliah sudah 10 semester hhaha curcol).

    Entah sampai kapan masih hidup, entah apa yang akan terjadi kedepannya, dalam hidup tidak ingin ada penyesalan, kita harus mempersiapkan amal untuk setelah hidup karena kita tidak tau apa yang akan terjadi. Tidak perlu melawan tidak perlu sembunyi, hidup bukan pelarian, aku harus selalu berusaha memperbaiki seperti lirik lagu Coldplay. Jika masih diberi waktu harapanku adalah ingin hidup sampai tua dan menjadi seperti mbahku seorang nenek yang senyumnya tulus dan selalu bersabar, Seperti biasa terima kasih sudah baca see you next!