Minggu, 03 Juli 2016

Frustrasi

Semua orang bilang, masalahku lebih berat masalahku sangat rumit hingga tidak ada solusinya, semua pernah merasakannya, titik dimana berada dalam tingkat terendah, seakan dunia menutup semua pintu dan semua berubah menjadi gelap, down down down . . .

Mungkin keadaan itu bisa di bilang frustasi, sangat normal karena itu salah satu sifat manusia menurutku, tapi ingat bukankah setiap apapun hal yang ada di muka bumi ini ada persamaannya baik itu lawan maupun kawan, contoh siang malam, positif negatif, perempuan laki-laki, dan banyak lagi, mungin juga dengan frustrasi karena frustrasi itu bersifat negatif berarti lawannya bersifat positif seperti semangat, sabar, atau sifat yg bersifat positif lainnya.

Setiap orang selalu berpendapat dan menduga dengan sudut pandang masing-masing, seperti hal yg biasanya lumrah terus dipertahankan padahal sendirinya tidak tahu atau kurang paham, berbekal selentingan dari mulut ke mulut mereka langsung percaya tanpa tau fakta sebenarnya.

Mungkin terdengar seperti teka-teki tapi inilah kenyataannya, menilai hanya dari luar tanpa tau lebih, tak perduli benar atau salah, banyak yg kurang mengerti artinya peduli dan sekedar ingin tau, kebanyakan mereka bertingkah peduli padahal dibalik itu niatnya hanya ingin tau saja, satu lagi penerimaan artinya mereka hanya ingin menerima seseorang dengan standar yg ada padanya sehingga banyak yg kurang di terima hanya untuk bersosialisasi, ayolah bukankah perbedaan itu indah, bagaimana akan terlihat cantik jika pelangi hanya memiliki satu warna saja yg terlihat.

Itulah beberapa hal yg mungkin dapat menjadi pemicu terjadinya frustrasi, seseorang yg tidak tau harus berkeluh kesah pada siapa sebenarnya dirinya sendiri yg dapat menghadapi dan percayalah Tuhan selalu ada untukmu . . .

Throw back . . .

Aku sudah mengira akan seperti ini, sekitar empat tahun lalu ada rasa yang berkecamuk entah itu senang, sedih, marah, kesal, benci, atau bangga. Karena aku di terima di salah satu univ negri dengan jurusan yg membuat aku khawatir damn fisika . . .

Aku merasakan bagaimana atmosfer yg terjadi mereka seolah menatap iba kepadaku, hingga ada yg bertaruh aku tidak akan bertahan, setelah melewati beberapa semester rasanya masih sama aku tidak mengerti apapun bahkan aku merasa mendapatkan karma karena tidak belajar dengan baik sebelumnya sehingga aku harus terus belajar karenanya, semester awal adalah semerter yg menyeramkan aku semakin khawatir aku hampir ingin menyerah, entah berapa sering tangisan mungkin aku dapat membuat sungai dari air mata, aku terus bertanya kenapa aku bodoh hingga aku memilih jurusan ini???tidak sulit tapi sangaaaaaaaaaaaat sulit untukku, tapi mereka (teman dan keluarga) peduli dan terus membujuk hingga aku mulai belajar menerima, dan sekarang aku di tingkat akhir semester 8 ini aku belum selesai aku harus berjuang untuk skripsi dan mengakhiri semua penderitaan ini, menyesal????? Big No, tidak sama sekali, sangat banyak pelajaran hidup dan pengalaman yg aku dapatkan, aku sangat bersyukur, walaupun aku harus berusaha di beberapa mata kuliah yg membuatku mengulang untuk memperbaiki nilai, aku tau Tuhan tau yang terbaik untukku, dan mereka selalu bertanya kapan lulus kapan wisuda??? Terkadang aku kesal memangnya mau apa klo aku sudah lulus???? Slooooow kata bapa juga kalm, aku sedang bergelut dan berjuang mati-matian, kenapa kalian repot-repot aku tau mereka terkadang mengolok-olok tapi masa bodoh dunia kita berbeda urusi saja hidupmu, aku pasti bisa mengatasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar